Posts

Showing posts from June, 2019

SENI SANDIWARA

Image
SANDIWARA Gambar 1. Adegan berdialog saat sedih             Pada masa colonial, berkembang seni toneel (sandiwara), yang ikut memepengaruhi lahirnya sandiwara daerah semaca, ketoprak. Pada masa sebelum kemerdekaan, seni semacam ini di Indramayu awalnya di sebut setprak, kemudian ada juga yang menrbut masres, dan sejak decade 1970-an lebih dikenal dengan sebutan sandiwara. Ihwal penyebutan setoprak merupakan logat lidah wong Dermayu untuk penyebutan seni ketoprak. Akan halnya sebutan masres, sesungguhnya “masres” adalah nama sebuah kelompok di daerah Bedulan/Suranenggala Kabupaten Cirebon. Lama-kelamaan masyarakat menyebut kesenian tersebut adalah masres.             Gejala bahasa ini merupakan perluasan makna (ameliorasi) yang disebabkan oleh factor-faktor social. Demikianlah, air minum kemasan disebut Aqua (padahal Aqua adalah nama merekair minum kemasan) pompa air disebut Sanyo (padahal Sanyo adalah nama merek pompa iar), sehingga seni sandiwara di Indramayu dan Cirebon

KESENIAN BEROKAN

Image
SENI BEROKAN Gambar 1. Pertunjukan umum Berokan dengan aksesoris masa kini yang telah di modifikasi Berokan adalah jenis kesenian yang menirukan tingkah laku binatang singa atau macan jantan secara komedial. Seseorang yang menjadi berokan mengenakan busana layaknya seekor singa atau macan. Seluruh badannya tertutup property. Kepala singa atau macan terbuat dari kayu, dengan dominasi wajah bercat merah, biji mata yang melotot, serta mulut yang mangap-mingkem ( terbuka-tertutup) berbunyi “kaplok-kaplok”. Pada bagian badan terbuat karung goni atau karung babut, sedangkan punggung atas terbuat dari kulit macan loreng-loreng. Pada bagian ekor terbuat dari kayu lurus. Gambar 2 . Berokan dengan aksesoris yang sudah dimodifikasi Berokan bisa berbicara, berdialog, maupun bernyanyi. Suara yang keluar tidak terlalu jelas vokalnya, karena si pemain berokan besuara sambal meniupkan slompretan ( terompet terbuat dari batang padi). Suara yang keluar lebih banyak berbunyi “tot-to

UPACARA NADRAN

Image
NADRAN Nadran adalah upacara adat bagi para nelayan di pesisir pantai utara Jawa, nadran dalam istilah tradisi masyarakat Desa Juntinyuat disebut juga sebagai Pesta laut atau Sedekah Laut. Nadran adalah bentuk Sukuran dan Slametan yang dilakukan oleh semua komponen masyarakat atas hasil tangkapan ikan dalam melaut selama setahun penuh, dan mengharapkan adanya peningkatan rejeki, dengan tidak adanya aral melintang pada tahun mendatang. Upacara Nadran diselenggarakan secara rutin pada setiap tahunnya, bagi masyarakat Mertasinga nadranan adalah pesta rakyat, sehingga selain upacara ritual adat, ada runtutan pagelaran kesenian tradisional dan Pasar Malam yang diselenggarakan selama satu minggu. Prosesi upacara Nadran, dimualai dengan mengumpulkan sesajen atau sajian-sajian makanan sebagai simbol bagi persembahan melaut, sesajen bisa berisikan macam-macam makanan khas, buah-buahan, kepala kerbau yang masih segar, kembang tujuh rupa, dan lain-lainnya. kemudian sesajen diarak dalam k

TARLING

Image
TARLING Gambar 1. Mama Jana “pemegang gitar acoustic” seorang tokoh tarling Tarling adalah seni yang lahir di tengah-tengah rakyat jelata. Seni yang tumbuh dan berkembang di masyarakat secara spontan berdasarkan apresiai terhadap kondisi sosial budaya pada zamannya. Menurut Sumardjo (2000:232), seni rakyat memiliki nilai spontanitas,kejujuran,kepolosan,dan kederhanaan yang di junjung tinggi. Indvidualitas dihindari. Karya seni pada mulanya bersifat invidual, tetapi lantas menjadi milik masyarakatnya, diubah, ditambah, dikembangkan, dan di bentuk menjadi format yang di akui sebagai seni oleh masyarakat. Menurut Kasim, dkk.(2003), Tarling lahir dari ketidaksengajaan, yakni dari gitar milik orang Belanda pada dekade 1930-an digubah secara pentatonic oleh Sugra, seorang seniman di Desa Lemahabang Kecamatan Indramayu. Petikan gitar tersebut mampu menghadirkan alunan suling bambu ikut meningkahi, serta tembang tembang klasik daerah. Hingga decade 1940-an kesenian yang belum b